(˛ ) FOLLOW ME @claudianaclau (˛ )

Minggu, 29 April 2012

GEOGRAFI PUSAT PERTUMBUHAN KELAS XII IPS

 Pusat pertumbuhan (Growth Poles) adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain disekitarnya. 



Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya pusat pertumbuhan :
1. SDA (Sumber Daya Alam)
  Daerah yang memiliki SDA melimpah & cadangan yang banyak, biasanya menjadi pusat pertumbuhan bagi wilayah-wilayah disekitarnya.
2. SDM (Sumber Daya Manusia)
  Manusia yang mempunyai pendidikan dan keterampilan yang tinggi merupakan sumber daya potensial dalam pembangunan suatu wilayah.
3. Lokasi
  Terbagi 2 :
    1. Site à berhubungan dengan kondisi internal suatu daerah. Seperti : bentuk wilayah, kondisi iklim, tata air dsb.
    2. Situasi à Daya jangkau dari suatu wilayah untuk memberikan pelayanan terhadap wilayah-wilayah lain disekitarnya.
  Contoh : Jakarta memberikan daya jangkau untuk BODETABEK

Setiap wilayah memiliki potensi yang berbeda-bedaPotensi suatu wilayah dapat dilihat dari berbagai aspek, baik aspek fisik maupun sosial budaya yang terdapat di wilayah tersebut.


          Dalam mengidentifikasi potensi suatu wilayah agar menjadi pusat pertumbuhan dapat dilakukan dengan cara menginventarisir potensi utama yang ada di daerah tersebut. Misalnya, pulau Bali merupakan suatu wilayah yang memiliki potensial utama wisata alam dan  sosial budaya. Pulau Bali dapat berkembang menjadi  pusat pertumbuhan  dengan cara memacu perkembangan sektor lainnya, terutama industri cinderamata, perdagangan, transportasi, perhotelan, dan usaha jasa lainnya. Pada akhirnya diharapkan dapat memacu pertumbuhan  dan perkembangan wilayah-wilayah di sekitarnya terutama pulau-pulau di NTB dan NTT yang pada awalnya relatif berkembang.


Teori tempat Sentral ( Central Place Theory) dikemukakan oleh Walter Christaller seorang ahli geografi Jerman. Konsep Christaller mengungkapkan teorinya dalam jangkauan(range) dan ambang (threshold).

Range à adalah jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang-barang kebutuhannya yang hanya kadang-kadang saja.
Threshold àadalah jumlah minimal dari penduduk yang menunjang keseimbangan dan kelancaran suplai barang
Threshold dibagi menjadi threshold tinggi dan rendah.
  Threshold tinggi àdimiliki oleh pusat pelayanan yang menjual barang yang memiliki risiko kerugian tinggi karena jenis barang yang dijual adalah barang-barang mewah, seperti kendaraan bermotor, perhiasan.
 Threshold rendahàdimiliki oleh pusat pelayanan yang menjual kebutuhan sehari-hari sehingga tidak peru memilih tempat dipusat kota.

Berdasarkan teori Christaller, tempat sentral dimodelkan ke dalam titik-titik yang dikelilingi oleh bentuk hexagonal atau segi enam dimana daerah segi enam ini menggambarkan daerah atau wilayah yang dapat terlayani oleh tempat sentral tersebut.

Tempat sentral dapat berupa kota-kota besar, pusat perbelanjaan atau pasar, rumah sakit, ibukota propinsi, ibukota kabupaten, dsb.

Keberadaan setiap tempat sentral tersebut memiliki pengaruh yang berbeda sesuai dengan besar kecilnya suatu wilayah, sehingga terjadilah hierarki atau tingkatan tempat yang sentral.
Contohhierarki kota sebagai pusat pelayanan masyarakat, meliputi ibu kota negara, provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan dan kelurahan.
Hierarki wilayah sentral juga bisa dibagi berdasarkan jenis-jenis pusat pelayanan. Berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Wilayah sentral berhierarki 3 (K=3)
à Pusat pelayanan yang menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya, seperti pasar. Konsep ini sering disebut kasus pasar optimal. Wilayah ini memilkibagian dari wilayah tetangga disekitarnya.

2. Wilayah sentral berhierarki 4 (K=4)

à Daerah yang memiliki pengaruh bagi dirinya sendiri dan daerah sekitarnya yang memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang efisien. Konsep ini sering disebut sebagai situasi lalu lintas optimum. Wilayah ini memiliki pengaruh ½ bagian dari wilayah disekitarnya

3. Wilayah sentral berhierarki 7 (K=7)
à Wilayah yang memiliki pengaruh seluruh bagian dari wilayah yang ada. Konsep ini dikenal sebagai situasi administratif optimum.







           Teori kutub pertumbuhan(Growth Poles Theory) atau teori pusat pertumbuhan(Growth Centres Theory) dikemukakan oleh Perroux berkebangsaan perancis pada tahun 1995. Dia mengatakan pada kenyataannya, perkembangan dimanapun adanya bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi secara sentral, tetapi muncul ditempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Wilayah yang menjadi pusat pembangunan inilah yang dinamakan pusat pertumbuhan atau kutub pertumbuhan. Dari wilayah-wilayah inilah selanjutnya proses pembangunan berlanjut ke wilayah-wilayah disekitarnya.